claps
hantu bedug
jalan pulang itu
celahnya ada saja yang menyumbat
sudah tahu aku bukan air
maka jika keabadianlah yang mengantar
aku akan merujuknya
senantiasa
_katamu_
pagi ini
jika aku jadi tetes sejuta embun
terburu-buru ku bergenang di dahimu
bara di kepalamu kan padam sejenak
langit yang renta luluhlantak
dengan riuh dendang
di pelataran
_kataku_
jalan pulang itu
celahnya ada saja yang menyumbat
sudah tahu aku bukan air
maka jika keabadianlah yang mengantar
aku akan merujuknya
senantiasa
_katamu_
pagi ini
jika aku jadi tetes sejuta embun
terburu-buru ku bergenang di dahimu
bara di kepalamu kan padam sejenak
langit yang renta luluhlantak
dengan riuh dendang
di pelataran
_kataku_
disini.. .
tak pernah sepi
selalu saja ada cara
melahap bunyi
_kataku_
pagi sedang menjelma rintik hujan
duta airmata yang basahi geliat hati
kian mencadas kian bisu tanpa irama
di seputarannya dunia begitu
malam
_katanya_
tak pernah sepi
selalu saja ada cara
melahap bunyi
_kataku_
pagi sedang menjelma rintik hujan
duta airmata yang basahi geliat hati
kian mencadas kian bisu tanpa irama
di seputarannya dunia begitu
malam
_katanya_
penabuh kendang
kendangmu tak perlu bertalu
bila saja kelelawar karibmu
dapat melengkingkan puisi
dan malam menjelma malu merona
karena kerontang sebentar lagi menyambang
ah, kau kesal melipat mata
menelikung pinggang
_kataku_
luweeeeh
_katamu_
kendangmu tak perlu bertalu
bila saja kelelawar karibmu
dapat melengkingkan puisi
dan malam menjelma malu merona
karena kerontang sebentar lagi menyambang
ah, kau kesal melipat mata
menelikung pinggang
_kataku_
luweeeeh
_katamu_
penggesek nada
hanya ini
ketika siang dan malam tiada beda
pekat belakapun ketika mentari penuh kobarannya
hanya ini
ketika orbit seakan lingkar baja
menghimpit
hanya ini
hanya puisi
_katanya_
jikalau setiap kata itu puisi
barangkali akan didengar selayak alkitab
tak perlu berulang kata sudah mengabadi
kata-kataku hancur
di setiap sukukatanya
_katanya pula_
hanya ini
ketika siang dan malam tiada beda
pekat belakapun ketika mentari penuh kobarannya
hanya ini
ketika orbit seakan lingkar baja
menghimpit
hanya ini
hanya puisi
_katanya_
jikalau setiap kata itu puisi
barangkali akan didengar selayak alkitab
tak perlu berulang kata sudah mengabadi
kata-kataku hancur
di setiap sukukatanya
_katanya pula_
....nulis bait2 di hp..
thx, sista windut krebo
wakwakwak
ndi memedi ne?!
mesa ake kit belum ada
ni wakilnya
huahahahahahahahaaaaaaa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar